Bokep Bocil – Bacaan Seks Panas Cantiknya Awalnya Musim Semi -Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Pagi itu benar-benar dingin, tetapi saya memaksa diri untuk buka mataku mesikipun sebenarnya ingin ada di tempat tidur di bawah selimut yang tebal. “Saya wajib bangun!” cuma itu yang ada di pikiranku saat ini, menjadi aku juga bangun berdiri ke arah kamar mandi.
Kondisi bisa dibuktikan cepat berbeda, satu bulan lalu saya masih tetap tinggal dengan mami dan papah tiriku, sekarang saya tinggal seorang diri. Dan dengan automatis saya wajib cari bujet nasib sendiri, karena saya tidak ingin memperberat mami dengan bujet nasibku. Untung saya cepat mendapatkan tugas yang pantas, yang mampu mengnasibiku di kota yang cukup mahal ini.
Kelompok Bacaan Seks Panas 2023 Cantiknya Awalnya Musim Semi
narasi seks, dewasa, ngentot, panas, birahi, sex, 2023, terkini
Narasi Seks 2023 Sesuatu perusahaan webdesign membutuhkanku sebagai assisten pada sektor keuangan dan marketing. Hujan rintik-rintik temaniku masuk fairground Cebit, salah satunya pameran computer terbesar di dunia yang berjalan pada Hannover. Perusahaan di mana saya bekerja menjadi satu diantara pemilik stand di pameran ini. Untuk saat ini saya ada di sesuatu hotel yang cukup besar di hannover zentrum. Sehabis saya memarkir mobilku dan memulai mengambil langkah ke pintu masuk,
saya dengar suara yang kenal. Yah, beragam orang bertampang Asia sedang berbicara Indonesia. Tidak saya kira jika saya akan bertemu orang Indonesia di pameran ini, dan faktor itu terjadi di hari awal. Sepintas saya dengar jika mereka sedang menjelaskan saya. Seseorang yang memakai dasi biru menjelaskan ke temannya, “wah ini pasti campuran”. Dan mereka juga cuma bisa menebak sekalian berbisik. Saya cuma tersenyum, sampai di muka pintu masuk salah satunya pada mereka biarkan saya masuk lebih dulu dan dengan spontan saya berterima kasih dengan bahasa Indonesia.
Lama dianya termenung, sampai dianya pada akhirnya melafalkanrku sekalian mohon maaf, dan berniat minta nomor teleponku. Dengan ketawa saya menjelaskan jika saya tidak geram, karena tidak ada argument karena itu. Tetapi saya tidak memberbagi secara langsung nomor teleponku, saya cuma memkabarhu jika saya bekerja di salah satunya stand di salah satunya hall. Cuma sampai di sana pertemuanku dengannya karena saya wajib cepat ke arah standku.
Aktivitas Cebit yang luar biasa membuatku lupakannya, sampai datang saat makan siang saat pintu kantorku diketok dengan seorang hostes yang bekerja di stand kita yang menjelaskan jika ada seorang pria yang akan bertemu denganku. Dengan sedikit bingung saya menyilahkan masuk dan kenyataannya pria Indonesia barusan pagi. Ia ulurkan tangan kanannya sekalian menjelaskan, “Andreas!” Dan saya juga menjawab, “Liana Aloris.” Dianya ajakku untuk makan siang bersama langsung kutolak karena tidak minimal tugas yang menunggukanku. Dan diapun memahami keadaanku. Selang beberapa saat dianya lagi kembali sekalian bawa 2 kantong kertas yang berisi makanan.
Dianya masuk ke dalam kantor dan memberbaginya kepadaku sambil menjelaskan jika saya wajib makan. Waktu itu hatiku trenyuh, apalagi sehabis demikian lama tidak ada orang yang memerhatikanku, pada akhirnya saya memerintah dianya tinggal untuk makan bersamaku di kantorku. Lebih kurang 1 jam kita terlibat perbincangan bincang, dianya menanyakan lagi berkenaan nomor teleponku yang pada akhirnya saya share padanya. Dianya janji akan meneleponku nantinya malam sehabis pameran tutup. Sehabis pameran hari awal kelar, kita janji untuk makan bersama-sama di salah satunya restaurant di kota. Saya sebelumnya sempat kembali di hotel untuk mandi dan sedikit berhias.
Lebih kurang jam delapan malam, pintu kamarku diketok perlahan. Aku juga buka pintu itu dan Andreas sudah berdiri di muka pintu. Di lobby menunggu 3 teman Andreas yang lain. Di restaurant kita cukup banyak terlibat perbincangan bincang, berkenaan usaha dan semua jenis. Dari sana pada akhirnya saya tahu jika dianya seorang atasan pada sebuah kantor di Taiwan dan tiga orang temannya adalah bawahannya. Mereka benar-benar menyenangkan dan berbahagia bergurau. Waktu kelar terlampau cepat, sampai datang saatnya untuk kembali di hotel. Andreas mengantarkan teman-temannya lebih dulu saat sebelum dianya mengantarku sampai depan pintu kamar.
Saat sebelum saya masuk ke dalam kamar dianya menggenggam tanganku dan menjelaskan, “Liana kalian malam hari ini berkesan elok sekali.” Saya cuma bisa berterima kasih dan memberbagi sesuatu kecupan di pipinya sebagai perkataan selamat malam. Esok harinya kita bertemu lagi pada tempat parkir dan secara langsung sama-sama bertegur sapa. Cuma sekarang ini Andreas berani menyeka rambutku dan menanyakan apa saya dapat tidur tadi malam. Faktor seperti ini yang sudah lama kurindui, satu sisi hatiku mengingatiku pada papah tiriku dan satu sisi hati lainnya menginginkan suatu hal yang lebih dari ia. Mungkin dari sisi usia, saya sadar jika saya lebih menyenangi pria yang masak dan berumur. Saya tidak paham mengapa. Di saat makan siang Andreas tiba lagi ke standku, sekalian bawa setangkai mawar langsung diberbagi kepadaku.
Hatiku juga berbunga lagi dan selekasnya lupakan sakit di kepala yang pernah saya merasai. Ini hari kita berdua makan siang berdua di Manchener Halle, di situ cukup ramai karena pengunjung dan karena musiknya. Kami terlibat perbincangan bincang berkenaan faktor private kami, dan anehnya saya merasa dekat sekali sama dia. Saya dengan enteng bisa bercerita semua perpersoalananku, berkenaan kesepianku, berkenaan sekolahku, berkenaan mami dan papah tiriku. Dianya cuma dengarkan sambil memberikan komentar yang melegakan.
Bacaan Seks Panas Cantiknya Awalnya Musim Semi
Dianya menyadarkanku jika saya tidak seorang diri di bumi ini yang mempunyai cukup banyak masalah, dan jika masih tetap ada orang yang lain bisa dipercayai. Aku juga menanyakan berkenaan dianya, selanjutnya dianya menceritakan jika dianya sebelumnya sempat melakukan pertunangan dengan seorang gadis yang pada akhirnya dianya meninggalkan. Saya sebenarnya cukup bingung, dengan umurnya yang nyaris 30 dan dengan pendapatannya yang lebih dari cukup dan gantengg dan badannya yang luar biasa mengapa dianya belum memiliki keluarga. Dan saya tahu pasti untuk ukuran orang Indonesia pasti sudah cukup terlambat. Kembali datang saat untuk pisah, kita wajib kembali lagi ke tugas masing-masing. Lebih kurang jam empat sore Andreas meneleponku. Dianya ajakku untuk mengikuti dianya ke sesuatu stand party.
Karena saya pun tidak punyai aktivitas yang lain, karena itu saya segera sepakat. Jam enam lebih seperempat Andreas sudah menunggukanku di muka stand seorang diri. Saya selekasnya membereskan mejaku, dan sedikit mengatur make-up ku selanjutnya saya keluar ke arah Andreas. Dianya mengambil langsung tasku dan menentengnya sekalian melingkarkan tangannya ke bahuku. Di stand party sudah cukup banyak orang datang, bir-bir sudah mulai disajikan, brezel dan muffin ada. Saya cari sesuatu stand meja yang kosong sementara Andreas mengambil cocktail dan makanan kecil yang terdapat. Sambil berdiri kita juga terlibat perbincangan lagi bincang, terus malam kamipun terus dekat.
Karena cukup banyak orang yang datang, karena itu kita juga wajib berdiri terus dekat. Tangannya masih tetap di pinggangku dan aku juga berdiri di sebelahnya sekadar agar bisa bertumpu di dadanya. Kadang-kadang ada orang yang lain menegur Andreas, dan karena saya orang baru karena itu saya tidak mengenali seorang juga. Diselipin musik kita juga sedikit menari di lokasi yang cukup sempit, kadangkala Andreas mencium pipi, alias tengkukku. Nyaris sepanjang jadwal kita sama-sama berangkulan, membagikan cium, dan belaian. Dalam hatiku saya sadar jika saya menginginkan dianya. Tetapi saya takut untuk jatuh hati kembali. Nyaris jam satu malam, Andreas mengundang untuk pulang.
Aku juga sudah tidak kuat kembali, mungkin karena saya terlampau cukup banyak minum. Pada akhirnya saya wajib tinggalkan mobilku di situ karena sudah mustahil kembali saya untuk menyopir. Andreas mengantarku ke kamarku, di muka pintu dianya cuma melihatku tanpa berbicara apa pun itu. Dari matanya saya tahu apakah yang dianya harapkan. Saya tidak menyanggah jika saya menginginkan faktor yang masih sama. Saya luar biasa dianya ke dekapanku. Sekalian berciuman dianya mendorongku ke kamar sekalian menyepak pintu sampai tertutup rapat. Dianya mengusungku sambil berciuman secara gampangnya, dan aku juga melingkarkan ke-2 kakiku ke pinggangnya. Dianya menempatkanku ke tempat tidur sambil coba buka bajuku. Dianya sedikit temukan kesulitan saat buka bajuku, mungkin karena terlampau sulit. Sehabis sukses buka pakaian atasku dianya meremas buah dadaku sekalian cari bibirku. Sekalian berciuman dianya membelai-belai vaginaku, dan aku juga cari penisnya.
Tanganku buka gesper dan buka kancing celananya. Saya berusaha untuk melepas diri dari tindihannya dan saya buka celananya. Selekasnya saya menjilat penisnya, dimulai dari ujungnya sampai nyaris semuanya masuk ke mulutku. Tanganku membelai bijinya sekalian sesekali saya mengisap penisnya. Andreas benar-benar nikmati semua itu, dianya berusaha untuk capai vaginaku, tetapi tidak saya diamkan. Saya ingin supaya dianya nikmati semuanya. Tetapi kenyataannya Andreas tidak bisa diam saja. Dianya luar biasa kepalaku dan menciumiku secara kasar, menempatkan badanku kembali di tindihannya. Saya cuma mendesah, dan meminta supaya dianya memulai permainan sebenarnya.
Awalnya saya memberikan kondom yang ada di rack hotel, saya tidak ingin memikul risiko. Ia juga selekasnya memakainya dan bawa ke-2 pahaku ke pundaknya, dianya juga memulainya. Saya nikmati tiap pergerakannya, kadang-kadang dianya bawa bokongku dan menggenggam pinggangku dan luar biasa ke badannya. Selanjutnya dianya menggeletakkan diri karena capek, aku juga mulai ambil kendalian. Saya duduk di atasnya, masukkan penisnya ke vaginaku, sekalian saya menciumi dadanya. Sekalian berangkulan kita menuntaskan semua, kita cuma diam diri sementara saya masih tetap ada di atasnya.
Seolah kita tidak ikhlas waktu berjalan lagi, sampai datang waktunya Andreas untuk pulang ke hotelnya. Tetapi malam itu saya tidur secara berjuta mimpi baru. Esok harinya Andreas sudah di muka pintu kamarku kembali, rambutnya berkesan cukup basah dan badannya harum sekali. Sementara saya belum kelar kenakan pakaian. Andreas duduk di atas sofa sekalian melihatku kenakan pakaian dan menjelaskan, “Liana kalian elok sekali jika memakai pakaian tersebut. ” Walau sebenarnya waktu itu saya belum kenakan apapun, cuma baju dalam saja. Selekasnya saya melempar bantal ke arahnya dan dianya cuma ketawa. Kelar kenakan pakaian kita juga selekasnya pergi. Di mobil kita sama-sama berpegangan tangan dan terkadang sama-sama mencium.
Di tahapan belakang mobil dianya gantungkan beragam baju dan jas dan dasi, dianya mengulas jika itu stok untuk nantinya malam karena dianya malas pulang malam-malam. Saya cuma ketawa, sekalian memikatnya jika dianya terlampau cukup banyak mengharap. Mendekati siang hari saya memkabarhu Andreas jika saya ada tamu penting dan tidak bisa turut makan siang. Dianya juga memahami, dan jam 2 siang, sehabis tamuku pulang dianya secara langsung masuk bawa kantong makanan dan sebotol air mineral. Dianya ambil sesuatu bangku dan menempatkan di sampingku, ambil sumpit yang ada dan memulai menyuapiku. Pertama kalinya saya cukup malu, tetapi selanjutnya saya bahkan juga duduk di pangkuannya. Faktor ini benar-benar menyenangkan sekali. Kadang-kadang kita sama-sama berciuman. Sehabis makanan habis saya berdiri lagi di depannya, selanjutnya saya berjongkok.
Buka kancing celananya dan cari apa yang saya ingin. Andreas cuma menjerit perlahan saat dianya tahu apakah yang saya lakukan, dianya memiliki pendapat saya edan, tetapi dianya selanjutnya nikmati jilatan-jilatanku. Ujung yang paling peka saya mempermainkan dengan lidahku, dengan samping tangan yang mengocak penisnya. Selang beberapa saat dianya capai orgasm, saya bersihkan semua sisa-sisanya dengan tisiu basah. Dianya duduk sekalian bersiap, tutup lagi celananya dan merengkuhku. Sampai dianya sadar jika dianya wajib kembali lagi ke standnya.
Sore harinya kita cuma ingin cepat cepat kembali lagi ke hotelku. Kita menampik semua undangan standparty yang terdapat. Diperjalanan pulang kita sebelumnya sempat beli makanan untuk makan malam kami. Di hotel kita merendam bersama sama air hangat, sekalian tukar narasi dan mimpi. Sehabis itu kita makan malam, selang beberapa saat kita juga sudah tiduran di atas tempat tidur. Saya cuma menempatkan kepalaku di dadanya sekalian merengkuh kuat badannya. Selang beberapa saat kedengar dengkuran lembut dari Andreas, dan aku juga turut lelap.
Lebih kurang jam 3 pagi saya terjagag karena ada belaian di kepalaku. Andreas membelai rambut sekalian melihatiku. Mengenali jika saya sudah bangun dianya memulai untuk mencium bibirku, luar biasa badanku lebih rapat ke badannya. Kita sama-sama berpanggut dan menggigit, dianya meremas buah dada dan vaginaku. Kecupannya lanjut ke bawah, ke puntingku, ke perutku dan ke selangkanganku. Andreas menciumi paha tahapan dalamku, selanjutnya klitorisku yang membuatku tergetar luar biasa. Saya menekan kakiku di punggungnya, luar biasa rambutnya dan mengeluh.
Sampai waktunya Andreas berdiri dan memakai kondom, selanjutnya buka ke-2 kakiku. Dianya masukkan penisnya dengan perlahan seolah takut mencederaiku. Saya cuma bisa pejamkan mataku dan menunggu. Permainan kita sudah membuat malam itu jadi cantik, segala hal terjadi secara automatis, kita mendapat apa yang kita harapkan. Tinggal tersisa waktu untuk tidur dengan hati senang. Tidak berasa ini hari adalah hari terkini pameran. Sudah 5 hari saya melewati hariku bersama Andreas. Saya tidak yakin jika ini hari adalah hari terkini untuk kami, karena saya wajib cek out siang ini hari dan Andreas pulang ke Taiwan esok harinya.
Sepanjang perjalanan ke fairground kita cuma diam diri, sampai pada tempat parkir. Andreas keluarkan kartu namanya dan beragam nomor telephone pribadinya. Dianya berharap jika jalinan kita masih tetap bersambung, dan dianya mengundangku untuk mendatanginya di Taiwan. Berat rasa hati dengar semua tersebut. Jika waktu bisa stop berputar-putar, biarkan saya bersama Andreas masih tetap bersama-sama. Simak juga: Bacaan Seks Dewasa Obsesi Ngentot Gadis Elok Seksi
Saya tidak yakin jika kenyataannya saya masih tetap dapat untuk jatuh hati, ya saya jatuh hati pada Andreas. Saya tidak sebelumnya sempat mengutarakan faktor itu padanya karena saya tidak percaya akan hatiku waktu itu. Sekarang ini saya sadar jika saya jatuh hati. Andreas luar biasa kepalaku ke dadanya, sekalian keringkan air mataku. Berbisik dianya ucapkan rasa cintanya kepadaku, jika dianya menginginkan aku juga demikian.
Saya cuma bisa menggangguk perlahan tanpa jawaban. Walau sebenarnya hatiku menjeritkan kata cinta padanya, mungkin saya terlampau angkuh untuk mengutarakan, alias saya terlampau takut? Ini hari hampir dua minggu semenjak cebit kelar. Andreas masih tetap rajin meneleponku, dan aku juga teratur menunggu telephone darinya. Tetapi saya tidak ingin menyimpan cukup banyak keinginanku pada ia. Diamkan waktu yang menunjukkan jika kita bisa dibuktikan berjodoh.