Cersex Tante – Bacaan Seks 2023 Layani Seorang Petinggi Tinggi – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Di Cengkareng seorang sudah menunggu kedatanganku dan kami segera melaju ke arah Hotel Regent yang tempatnya saya sendiri tidak paham di mana, yang terang di Jakarta. Ini ialah pertama kalinya saya mendapatkan reservasian untuk terbang layani tamu di Jakarta, buatku tamunya sich tidak luar biasa walaupun termasuk VIP, sudah terbiasa kuperbuat, tetapi yang cukup berbeda ialah saya yang terbang menjumpai ia. “Tolong layani dianya baik, dianya seorang petinggi tinggi di negeri ini” demikian pesan penjemputku yang ialah orang suruhan GM yang atur perjalanan dan reservasi-anku.
Sesampainya di hotel kami segera ke arah kamar yang sudah dipersiapkan, ditinggalkannya saya sendiri menunggu tamuku yang ucapnya petinggi tinggi itu, dianya menunggu beliau di lobby. Jarum jam menunjuk ke angka 11:30, mungkin nantinya baru jam 12.00 tamuku akan tiba, bermakna ada waktu 30 menit untuk beri kesegaran diri di bathtub.
Kelompok Bacaan Seks 2023 Layani Seorang Petinggi Tinggi
narasi seks, narasi dewasa, narasi ngentot, narasi sex terkini 2023
Narasi Seks Terkini 2023 Saat sebelum saya bergerak ke arah kamar mandi, kedengar telephone berdering, selekasnya kuangkat.
“Halo, Selamat Siang, ini Lily?” Bertanya suara dengan suara berat.
“Siang, benar saya sendiri, ini siapa?” tanyaku kembali, walau sebenarnya cuma GM dan tamuku saja yang mengetahui kehadiranku.
“Bapak sesaat lagi nyampe, mungkin 15 menit kembali, kalian rileks saja dahulu menunggu beliau”
“Siap Boss ” jawabku rileks, kuurungkan jadwal ke kamar mandi.
Sekalian menunggu kehadiran beliau, kurapikan make-up yang cukup berantakan saat lagi perjalanan di pesawat.
Kenyataannya tidak sampai 15 menit bel kamar mengeluarkan bunyi, selekasnya lusuhbut kehadiran beliau yang ucapnya petinggi tinggi tersebut. Ditemani seorang pengawal dan orang yang jemputku barusan, masuk bapak petinggi itu, selekasnya kukenali jika dianya ialah seorang Menteri yang masih tetap aktif di suatu departemen yang cukup dihormati, namanya sebutlah saja Pak Usman.
“Bapak tidak punyai waktu, temani dianya baik, oke” pesan yang masih sama kuterima kembali,
“Usai Boss” jawabku singkat, karena dianya bukan petinggi tinggi yang pertama kalinya kulayani, hingga tidak ada rasa canggung alias kurang percaya diri bertemu dengan beliau.
“Pak kami di lobby, jika terjadi apa-apa just call me” ucapnya pada Pak Usman lantas mereka meninggalkanku berdua.
Saya mahfum, sebagai seorang Menteri tentu acaranya benar-benar padat tetapi masih tetap sempat dianya menyempatkan diri untuk kebahagiaan dunia yang ini.
Kami mengobrol enteng, biasa sekadar hapus kekakuan ke orang yang pertama kalinya bertemu. Seperempat jam berakhir, Pak Usman sudah geser duduknya di sebelahku, kusandarkan kepalaku di bahunya, beliau membalasnya dengan pelukan dan elusan di rambut.
“Kulepas dahulu ya Pak, agar tidak terlampau repot dan lebih rileks” kataku sambil melepaskan blazer hitam yang tutupi badanku.
Sama sesuai pesan dari GM yang mem-booking, saya disuruh kenakan pakaian sah seperti orang kantoran, agar tidak terlampau menonjol, ucapnya. Kuturuti permohonannya, kukenakan setel Blus merah tanpa lengan dipadukan rok hitam yang sedikit di atas lutut, Blazer hitam tutupi tahapan atasku ditambahkan stoking sewarna kulit menghias kakiku.
Pak Usman luar biasaku dalam pangkuannya, diciuminya pipi dan leher tingkatanku, tangannya sudah menggerayang di wilayah dada, meraba-raba dengan remasan enteng. Kami berciuman, tangan beliau sudah menyelusup dibalik blus merahku, remasannya terus keras. Saya melorot dari pangkuannya, berlutut antara kakinya, menyengaja kugoda dengan buka resliting celananya dan kukeluarkan kejantanan yang sudah tegang mengeras. Tidak ada yang spesial, sama dengan biasanya tetapi not so bad untuk seusia beliau, kuremas dan kupermainkan jemari jariku pada penisnya, beliau mulai mendesis, matanya melototi tanganku yang putih trampil main di penis coklatnya.
“Masukkan” perintah beliau perlahan tetapi tegas seperti memerintah anak buahnya, cukup sangsi saya meperbuatnya, ditambah dengan penis yang coklat kehitaman, kelihatan tidak kurang bersih.
Melihat keraguanku, Pak Usman menggenggam kepalaku, ditekannya ke penis sampai mukaku melekat di selangkangannya.
Sekalian mencaci-maki dalam hati saya cuma tersenyum manja mendapatkan tindakannya, bukan satu hari ini kualami tindakan kasar dan berlagak kuasa dari tamuku, mentang mentang saya dibayarkan, semua kupendam dalam dalam, kira saja sebagai risiko tugas.
“Lepas dahulu pakaiannya Pak, nanti kusut” kucoba mengubah perhatian dengan melepas pakaian safarinya.
Sebentar saya terlepas dari tekanannya, kulepas pakaian dan celananya sekalian, aku juga ikut-ikutan melepaskan blus dan rok-ku, tersisa bikini merah tua dan stoking.
Kucoba luar biasa perhatiannya dengan menunjukkan ke-sexy-an badanku, dengan pergerakan erotis satu-satu kulepas tersisa sisa penutup badanku, tali bra melorot ke lengan, perlahan-lahan kuturunkan dan kulepas sampai terpampanglah ke-2 bukit cantikku, celoteh ketakjuban keluar mulut beliau.
Saya menyengaja ingin membuatnya kagum akan kemolekanku, supaya terbebas dari desakan bermainnya, buatku lebih bagus dianya yang aktif nikmati badanku daripada saya wajib terjerat jalur permainan yang tidak saya gemari, ditambah dengan beliau yang umurnya lebih tua dari Papaku.
Bra yang sudah lepas kulempar ke muka beliau, dianya tersenyum saja, saat kusodorkan ke-2 buah dadaku di hadapannya, tangannya langsung raih dan meremas remas gaungs sekalian permainkan putingku. Langsung kuraih kepalanya yang cukup botak dan kubenamkan di dada, beliau mengikuti tekadku, lidahnya menjilat-jilati putingku dengan berganti-gantian lantas mengulum dengan penuh gairah.
Tangannya yang mulai menelusuri di selangkanganku kutepis lembut, tidak waktunya, bisikku. Saya menjauh lagi meneruskan pergerakan memikat, perlahan-lahan kulorotkan celana dalam mini yang masih tetap melekat, tetapi saat sebelum betul-betul lepas Pak Usman menangkapku, hamper jatuh saya dibikinnya, untung dengan cepat beliau membekuk badanku, dan kamipun jatuh di tempat tidur sekalian ketawa lepas. Kami berpelukan bergulingan di tempat tidur, beliau melumat bibirku dengan garang. Saya menggeliat geli saat kecupannya telusuri leher dan dadaku, kuluman kasar penuh gairah bermain bermain di pucuk bukitku, berasa cukup ngilu dengan kekasarannya.
Kubiarkan dianya menyentuh semua badanku dengan bibir, lidah dan tangannya, bahkan juga saat dua sampai jemari tangannya mengocak vaginaku, aku juga cuma mendesah pasrah menerimanya. Beragam kali naik turun dari kepala sampai kaki dianya menelusuri semua badanku, termasuk punggung dan bokong, sejenisnya tidak ada sejengkalpun badanku yang lepas dari jamahannya, tidak kusadari jika stokingku sudah tidak ada ditempatnya.
Senang nikmati badanku, kutuntun penisnya ke selangkangan, tanpa usapan pemanasan beliau langsung melepaskan kejantanannya ke lubang senggamaku. Saya tersentak terkejut dengan kekasarannya, tetapi tidak jalan lama saat Pak Usman mulai kocokannya dengan tempo tinggi. Kejengkelanku perlahan-lahan tempat beralih menjadi kepuasan beragam menit selanjutnya, kenyataannya alunan bermainnya sukses membuaiku melalui lautan nikmat bersama sama, desahankupun mulai kedengar penuh nafsu.
Kuangkat ke-2 kakiku yang masih tetap bersepatu ke bahunya, beliau tersenyum sekalian percepat sikatannya, saya menggelinjang nikmat sambil meremas remas buah dadaku sendiri. Belum saya meraih pucuk kepuasanku, saat Pak Usman tanpa sinyal tanda langsung menyemprot spermanya ke vaginaku, kurasakan cairan hangat membasahi dan penuhi lubang senggamaku, sedikit ada bersedih tetapi bukan hakku untuk menuntut lebih. Kuraih penisnya saat diambil dari vaginaku, dengan melalaikan rasa jijik kukocok dengan tanganku, beliau menjerit geli, lantas kuusapkan ke buah dadaku.
“Kamu bisa dibuktikan nakal dan pintar memikat orang” komentarnya, saya cuma senyuman senyuman saja sambil bergerak ke kamar mandi bersihkan diri.
Saat saya keluar, Pak Usman sudah kenakan pakaian rapi siap-siap untuk pergi.
“Lho kok buru buru sich Pak, kan masih tetap belum jam satu” saya merajuk bergelayut pada lengannya menggamit duduk kembali di atas sofa.
Masih telanjang kukawani beliau habiskan waktu sampai jam satu, masih tetap 20 menit kembali, walaupun saya tidak begitu nikmati bercinta dengannya, tetapi sudah pekerjaan pekerjaanku untuk membuatnya merasa gagah dan diperlukan. Dua tangkai rokok sudah beliau habiskan sekalian bercakap, dekati jam satu tanganku menggerayangi selangkangannya, sudah kembali tegang, apalagi melihat saya yang teratur telanjang disebelahnya.
“Satu kali lagi ya Pak” rayuku seakan saya suka dan meminta kembali.
“Jangan waktu kembali lagi ke kantor” tolaknya tanpa berusaha hentikan tanganku yang buka resliting dan keluarkan penisnya. Matanya terpejam saat tanganku mengocaknya.
“Sesaat saja ya Pak” kataku, tanpa menunggu jawabnya saya lansung mengambil posisi di pangkuannya, kami sama-sama bertemu.
Kubasahi penisnya dengan ludahku, demikian badanku turun, kembali penisnya tenggelam dalam vaginaku. Saya diam sebentar mengawasi expresi kepuasan yang memancar diwajah beliau, kupeluk kepalanya dan kutempelkan antara buah dadaku.
Bokongku bekerja maju undur mengocak penisnya, beliau mendesah, terus cepat goyanganku, terus deras desahannya. Beliau membalasnya dengan sedotan kuat pada putingku berganti-gantian.
Goyanganku semakin cepat bervariatif, mundur-maju lantas berputar-putar selanjutnya kembali arah, dan tidak lebih dari lima menit beliau sudah mengeluh orgasme, badannya kaku mencekram bokongku, kurasakan renyutan yang tidak sekuat awalnya, cuma enam renyutan lantas lenyap. Saya masih tetap belum bergerak dari pangkuannya sampai napasnya kembali normal, dengan berhati-hati saya turun supaya tidak ada sperma yang tertinggal ke bajunya, tetapi tetap beragam tetes keluar mengenai celananya, beliah cuma tersenyum menepuk bokongku.
“Kamu bisa dibuktikan nakal” ucapnya sekalian mencubit ke-2 pipiku.
“Sudah dahulu ya, nanti Bapak terlambat ke kantor ” kataku memikat waktu bersihkan penis dan kukecup lantas masukkan lagi ke celananya.
Kuperiksa kerapian bajunya saat sebelum tinggalkan kamar.
“See you nantinya sore setelah jam kantor” ucapnya setelah mengecup bibirku dan keluar kamar.
“Dasar sang tua tidak sadar diri” gerutuku seperginya beliau.
Kuhabiskan 1/2 harian di dalam kamar tidak ada keluar, menunggu kehadiran Pak Usman nantinya sore, makan siang kupesan dari Room Servis. Sehabis mandi bersihkan diri, kurebahkan badanku di tempat tidur sampai tertidur. Tetapi tidurku tidak bisa pulas, lebih dari 4 kali Pak Usman atau suruhannya menghubungiku, baik melalui HP atau ke hotel, sekadar bertanya apa sudah makan alias apa ingin jalan alias pertanyaan yang lain yang memperlihatkan perhatiannya.
Tapi semua itu buatku ialah cerminan ketidak percayaan padaku, mungkin mereka menduga jika saya akan pergi terima tamu yang lain saat lagi Pak Usman tidak ada. Tentu saja saya tidak sebelumnya sempat meperbuat itu, saya wajib berlaku profesional dan setia pada tamu yang sudah mem-booking.
30 menit saat sebelum jam 5 sore, saya siap-siap menyambutnya, kukenakan lingerie hitam yang seksi tanpa bra dan bikini kembali, benar-benar kontras dengan kulit putihku. Saya ingin memberikannya surprise saat beliau masuk ke dalam kamar ini. Pas jam 5 sore Pak Usman sudah ada lagi di dalam kamar ini, ternyata dianya tidak ingin menghabiskan waktu dengan sia-sia, demikian jam kerja usai lansung melaju ke hotel yang tempatnya cuma 10-15 menit perjalanan. Sorot ketakjuban dan sejuta sanjungan secara langsung terkata melihat performaku yang demikian erotis dan melawan, kusaksikan beliau menelan ludah seperti kucing yang melihat ikan siap makan di meja.
Pak Usman secara langsung merengkuhku, dengan sepatu hak tinggi yang kukenakan, relative saya semakin tinggi, bibir beliau yang ada pas di leherku selekasnya berlaga, menciumi leher dan pundak sampai lengan. Sekalian bertumpu pada dinding, kubiarkan Pak Usman telusuri semua lekuk badanku dengan bibir dan lidahnya, tangannya bergerilya mengambil di wilayah selangkangan dan jarinya langsung menyelusup di lubang kepuasanku yang tidak kenakan celana dalam. Kubuka kakiku lebih lebar, saya ingin nikmati bagaimana kepala Pak Menteri yang terhormat ada di selangkanganku, kejadiant tersebut yang paling saya gemari jika layani petinggi tinggi.
Pak Usman dengan rakus menyantap ke-2 buah dadaku, dihisap kuatnya, saya menggeliat geli. Demikian bergairahnya beliau mengulum sampai badanku tergerak ke belakang, terduduk di atas meja samping TV. Kecupan Pak Usman sudah beralih ke paha, lingerie yang kukenakan tidak diizinkan dilepaskan walaupun sudah acak acakan melekat di badanku.
Kejadiant yang kutunggu dari barusan semakin dekat, terus jadi realita saat beliau mulai menjilat-jilati klitoris dan bibir vaginaku. Kubentangkan kakiku terus lebar, terus masuk juga kepala beliau di selangkanganku. Lingerie yang dari barusan terkuak di perut kututupkan di atas kepala beliau, sampai cuma terlihat tubuhnya saja sementara kepalanya ada di selangkanganku tertutup lingerie.
Entahlah sudah senang alias sesak ada di selangkanganku, beliau luar biasa kepalanya keluar, baru kusadari jika saya belum meperbuat suatu hal pada beliau, masih tetap rapi tertutup pakaian safarinya.
Saya tersenyum melihat mukanya yang kemerahan diterpa gairah, hidungnya kembang kempis seolah ingin menelanku bundar bulat. Sambil buka resliting celana saya mengecup dahi botaknya, kukeluarkan penisnya yang sudah keras menegang dan kutuntun ke gerbang surga dunia.
Tidak sama dengan siang tadi, ini hari beliau demikian romantis dan penuh hati melepaskan penisnya telusuri lubang sempit dan basahku sekalian kami masih tetap berciuman bibir. Penisnya masuk keluar vaginaku perlahan-lahan, seolah ingin nikmati tiap detik dan tiap kepuasan yang muncul, tangan beliaupun perlahan meraba-raba dan mengelus buah dadaku, tidak ada kekerasan dalam irama bermainnya. Lima menit berakhir dalam tempo romantis, satu-satu kulepas bajunya tanpa hentikan permainan kami, lingerie masih tetap melekat di badanku walaupun ringkas tidak karuan kembali tempatnya.
Kami ganti posisi sehabis beliau pada akhirnya melepaskan lingerieku, tersisa stoking hitam dan sepatu, dari belakang keduanya sama berdiri menghadap cermin, saya dikocak masih tetap dengan tempo lambat. Dari refleksi cermin dapat kusaksikan expresi kepuasannya waktu bercinta, beliau teratur menyibakkan rambutku bila merintangi mukaku dari cermin.
Kami seolah melihat episode seks di monitor cermin dengan peran diri kita, mungkin ini tingkatkan erotis beliau bisa melihat bagaimana meniduri gadis muda secantik saya. Kebalikannya dengan saya yang teratur tutup mata rapat rapat saat beliau mengadahkan mukaku ke cermin, malu saya melihat diriku sendiri sedang ditiduri lelaki seusia Papaku, bahkan bisa saja lebih tua.
Tau-tau Pak Usman menghentakku keras diikuti renyutan kuat dari kejantanannya menghajar dinding dinding vaginaku, saya terkejut, menggelinjang dan menjerit, tidak menduga beliau akhiri dengan sentakan kuat seperti itu, banjiri vaginaku dengan sperma hangatnya, tangannya mencekram buah dadaku dengan kuatnya, berasa agak sakit. Beragam detik sehabis itu kami termenung dalam posisi masih tetap terkecuali tangannya yang berpindah membelai punggung dan rambutku, beliau masih tetap nikmati panorama kami di cermin.
“Kamu bisa dibuktikan hot dan pandai” ucapnya sekalian mengambil kejantanannya.
Saya kembali, kuraih kejantanannya yang mulai lemas lantas kuusap gosokkan ke badanku, saya tahu pengalaman dari jika cukup banyak lelaki menyenangi faktor ini.
“Bapak luar biasa, dapat lama seperti itu” jawabku melipur dan bisa dibuktikan untuk ukuran seusia beliau bercinta 10 menit sudah ialah faktor yang luar biasa, umumnya justru tidak lebih dari 5 menit, hanya besar di gairah saja.
Kami habiskan sore sampai malam dengan penuh nafsu, Kulayani Pak Usman 2 set kembali, walaupun masing-masing tidak sebelumnya sempat lebih dari 10 menit, sebelumnya terakhir beliau meninggalkanku lagi ke istrinya melalui larut malam. “Esok pagi saya akan tiba saat sebelum kalian kembali lagi ke Surabaya” pesannya saat sebelum meninggalkanku, saya cuma tersenyum dengar kerakusannya. Simak juga: Bacaan Seks Ngentot Terkini Threesome Bersama Suamiku
Saya tidak paham bagaimana beliau menghindar dari sorotan orang atas kehadirannya di hotel, tetapi saya percaya beliau sudah terbiasa meperbuat dan sudah mempunyai panduan sendiri untuk menghindari. Sampai saya cek out siang hari, kenyataannya beliau tidak sempat hadir menjumpaiku, entahlah apa yang terjadi, mungkin ada jadwal tiba-tiba. Tidak ada sesal benar-benar atas ketidak hadirannya, malah saya bersyukur tidak wajib layani gairah sang tua itu kembali.
Sepanjang layani beliau beragam set, dari siang sampai larut malam, saya tidak sebelumnya sempat mendapatkan orgasme sekalinya, tetapi saya tidak bersedih apalagi rugiinya, toh semua itu tahapan dari pekerjaanku. Orang suruhan GM-pun tidak sebelumnya sempat muncul alias menelepon, aku juga pergi sendiri ke Cengkareng tidak ada orang kembali yang memerhatikan seperti tempo hari, apalagi ticket pulang pergi masih tetap ditangan, hingga bukan masalah besar buatku. Yang terpenting semua pembayaran jasaku sudah ditransfer saat sebelum pemberangkatanku ke Jakarta. Tersebut manusia, sehabis usai yang diinginkan secara langsung lupakan yang lain.