Selamat Pagi.., Bapak Helmi ada..?” tanyaku pada pembantunya yang membuka pintu depan rumah Bapak Helmi. “Bapak sedang jemput tamunya di Airport. Maaf bapak siapa..?” bertanya pembantunya sekalian memerhatikan saya.
Cersex Tante – “Saya Iwan.. Dari xx Company ingin hantarkan Mobil baru untuk Ba..?” belum habis keterangannku selanjutnya Bunda Helmi tiba dari tangga tempat tinggalnya.
“Ooh.. Bapak Iwan.. Silahkan masuk..?” sahut Bunda Helmi mempersilakan saya masuk ke dalam kamar tamunya.
Dengan baju senam yang masih tetap melekat ditubuh Bu Lia sekalian mengusap keringat dengan handuk putihnya terlihat seksi sekali dan terlihat lebih muda dari umurnya. Yang saya prediksikan umurnya tidak lebih dari 32 tahun. Sementara itu pembantunya dikasih code untuk membuatkan saya dan sopirku sajian orange jus, lantas Bunda Helmi masuk ke dalam kamarnya untuk menukar baju.
“Sesuai keinginan Bapak dan Ibu, ini kami kirimkan mobil sesuai warna yang Bunda meminta tempo hari dan tolong di check kondisi mobil sekalian nantinya akan saya kenalkan panduan pemakaian berikut dengan garansinya.” Dengan penuh cermat Bunda Helmi memerhatikan unit mobinya sekalian meminta pembimbingan mengenai spec mobilnya.
“Dari panduan Bunda pegang persenelingnya, kelihatannya Bunda sudah eksper naik Mobil. Cuma untuk melepaskan hand rem-nya Bunda tekannya tidak kurang keras . Maka hand rem-nya tidak dapat turun. Mahfum mobil baru Bu..!” jawabku jawab pertanyaan Bunda Helmi.
Yang kenyataannya jawabanku membuat muka Bunda Helmi melihatiku serius. -cerita dewasa-
“Saya merasakan santai duduk di mobil ini, dan bagaimana jika saya coba dahulu, tetapi tolong dikawani ya.. Cukup takut masalahnya mobil baru..?” pinta Bunda Helmi dengan suara uniknya.
“Jangan cemas Bu, mobil ini memiliki garansi 3 tahun dan saya siap temani Bunda untuk mencoba.” Diperjalanan mengelilingi pantai di Kuta pada akhirnya obrolanku dengan Bunda Helmi terus dekat.
Dan saya mengenalkan ke Bunda Helmi untuk beli macam dan acesoris untuk percantik mobilnya.
“Kelak mobil ini kan.. Dipakai bunda sendiri.., menjadi tinggal tambah sedikit acesoris, saya percaya performa Mobil ini sama cantiknya dengan performa yang memakainya.” Dengan senyumnya yang sulit untuk disimpulkan pada akhirnya Bunda Helmi pertimbangkan penawarannku.
Saya mengharap Bunda Helmi menyepakati ideku, karena saya dapat cukup banyak narasi dan mendapatkan fee dari pembelian acesoris di toko langgananku. Seperti biasa jika di hari senin umumnya beberapa orang malas untuk bekerja, demikian pula denganku. Karena hari pekan lalu sepanjang hari saya di daerah karena ada upacara Agama, dan benar-benar meletihkan untuk kembali lagi ke Denpasar karena jarak kampungku dengan tempat saya bekerja di Denpasar cukup jauh. Kurang lebih dua jam baru sampai.
Dan di hari senin itu saya mendapatkan telepon dari temanku dan ucapnya ada seorang wanita yang tunggu saya di konter. Selanjutnya saya segera turun dari ruangku di lantai atas.
“Oh.. Bunda Helmi.. Selamat pagi.. Apa khabar..?” tanyaku pada Bunda Helmi dengan hati terkejut dan cemas.
Terkejut karena Bunda ini tidak menelepon saya lebih dulu jika dianya ingin ke kantor, dan cemas jika mobil yang saya kirim hari Sabtu berpersoalan.
“Baik..!” jawab Bunda Helmi singkat.
“Dapat saya tolong Bu..” tanyaku ke Bunda Helmi sekalian memerhatikan baju yang melekat pas dengan badan Bunda Helmi yang seperti gambar Mode iklan.
Benar-benar anggun dengan kacamata merk Versace yang siselipkan antara rambutnya yang disemir merah keemasan. Muka yang elok sesuai baju feminim seperti seperti wanita karier dengan rok mini-nya berkesan terang bulu lembut teratur rapi dikakinya.
“Ini Pak Iwan.. sehabis saya pikir-pikir tempo hari mengenai penempatan dan pembelian acesoris, saya memilih untuk meng ikuti anjuran dari Bapak Iwan . Maka ini kali saya tiba ke sini untuk mengulas itu dan saya mengharap jika Bapak tidak ada agenda alias acara, agar Bapak Iwan yang menemani saya ke toko macam berlangganan Bapak”. Pinta Bunda Helmi.
“Kebenaran ini kali saya tidak ada agenda, menjadi saya siap untuk menemani Ibu. Tetapi tolong jangan sah begitu manggil saya Bapak. Panggil saya Iwan saja Bu.. Ya..?” pintaku pada Bunda Helmi karena saya merasa risi diundang Bapak.
Karena umurku masih tetap 30 tahun dan di bawah umur Bunda Helmi. Karena cukup lama penempatan acesoris yang dibuat oleh sesuatu toko macam, karena itu kesempatan itu saya gunakan bercakap dengan Bunda Helmi yang saya baru mengetahui jika Bunda Helmi mempunyai hati yang sama untuk capai satu jenjang pemahaman dari sesuatu tatap muka yang mengusung saya dan Bunda Helmi ke sesuatu adegan cerita romantisme yang sulit untuk dilalaikan sampai akhir. Sehabis mobil usai dipasang, saya dan Bunda Helmi keluar toko macam dan Bunda Helmi ajakku untuk makan siang bersama pada sebuah restaurant. Tapi saya rintangi ke arah tempat restaurant yang Bunda Helmi perlihatkan.
“Saya punyai teman baru membuka restaurant.. bagaimana jika kami ke sana untuk coba menu anyarnya. Siapa yang tahu ada yang spesial disitu..?” kataku sedikit berbohong karena restaurant yang saya sebut di atas adalah restaurant dengan hotel yang biasa saya gunakan untuk kencan dengan bekas kekasihku dahulu.
Saat lagi makan siang, saya kasih code pada waiters untuk pesan kamar. Saat Bunda Helmi bayar Bill-nya ke Kasir, saya mengambil kunci kamar no 102 untuk short time.
Bacaan Seks Terpanas Enaknya 2 Potongan Ketimun
“Bu.. Karena baru jam 02.00 bagaimana kalu kami bercakap kembali di samping restaurant ini.?” Tanpa sebelumnya sempat menanyakan tangan Bunda Helmi sudah saya gandeng untuk masuk kamar 102.
“Iwan.. Kalian nakal ya..?” begitu bertanya Bunda Helmi.
“Sedikit Bu.. Tetapi asyik jika kami bercakap tidak disaksikan beberapa orang dikurang lebih. ” jawabku mengubah perhatiannya.
Sekalian kusentuh lembut jemari jarinya karena menurut pengalamanku orang yang berbintang virgo seperti Bunda Helmi ini, rangsangan plus-nya berada di telapak tangan bukan hanya rangsangan tahapan yang lain yang umum dimiliki seorang wanita.
“Mmmh kalian romantis ya Wan..?” bertanya Bunda Helmi mungkin karena rambut yang tergerai rapi sebahu itu saya sentuh dengan tanganku lantas saya cium rambutnya yang wangi bak kembang setaman yang membuat bibir Bunda Helmi menjelaskan seperti tersebut. “Terang-terangan saya paling berbahagia memperperbuat wanita seperti ini Bu.. Tanpa mengada-ada. Walau terkadang opini orang katakan jika sudah bertemu wanita elok pasti gairahnya yang nomor satu. Tetapi buatku, hati yang muncul dahulu baru gairah. Karena dahulu saya sebelumnya sempat 1x ke lokalisasi dengan gairah tapi rasanya cemplang. Enaknya cuma sekejab. Lain dengan hati. Demikian memesona dan menyenangkan. Atau.. Bunda ingin membandingkan mana hati dan mana gairah..?” tanyaku sekalian melihat matanya di selang rambut yang terkuak oleh embusan angin AC di ruang 102.
Saat pikiran Bunda Helmi masih tetap menerawang jauh, kudekatkan bibirku dengan bibir sensualnya Bunda Helmi dan mulai berasa hangat saat lidah kami sama-sama sedot dan bermain. Selanjutnya perlahan-lahan saya lepas kecupanku untuk ambil dua potongan ketimun yang saya mengambil saat saya makan tadi siang. Kusuruh Bunda Helmi untuk pejamkan matanya. Agar saya dapat simpan potongan ketimun seperti seperti orang facial.
“Sehabis saya tutup mata Ibu.. sekarang tolong pusatkan pikiran Bunda pada satu tujuan dan sedang pikirkan seolah-olah Bunda sedang mandi kenakan kain sutra tipis pada sebuah sungai yang airnya bersih, tenang, dan damai.
Ketika Bunda mandi tersebut.. Sedang pikirkan jika ada lelaki tiba [Iwan] mendekati Bunda berbisik mesra dan mencium leher dan bibir bunda selanjutnya melepas kain sutra yang bunda gunakan [dan saya membuka pakiannya], selanjutnya menjilat-jilati semua anak buah badan Bunda satu-demi-satu dimulai dari jemari kaki Ibu, betis Ibu, paha mulus Ibu, pusar Ibu, puting susu bunda sampai ketitik rangsangan yang paling didamba golongan lelaki yakni kemaluan Bunda yang merah delima.” Seperti ada yang gerakkan, badan Bunda Helmi bergerak lembut meng ikuti irama jilatanku.
“Ohh.. Shhshh..?” Suara Bunda Helmi bernafsu. Dan bisa dibuktikan saya menyengaja menceritakan fantasy seperti itu,
Agar bermainnya nantinya lebih nikmat dan menghayati.
Selanjutnya ke-2 kaki Bunda Helmi saya angkat perlahan, kuamati gumpalan kecil antara rambut yang teratur rapi sela selangkangannya, kuautr lidahku agar dapat masuk ke dalam sela meqi Bunda Helmi, dan berasa sekali wewangian ciri khas kemaluan wanita yang membuat saya tambah bernafsu. Kubiarkan ke-2 tangan Bunda Helmi meremas rambutku, kubiarkan ke-2 paha Bunda Helmi menjepit kepalaku tanda jika nafsu gairah Bunda Helmi sudah mulai naik. Sampai mata Bunda Helmi yang masih tetap terpejam dan terhimpit potongan ketimun itu dibukanya sendiri. Karena tidak sanggup meredam geli.
“Uhh.. Terus sayang.. Saya menikmatinya..! ohh.. Jangan dilepas..!” Kata Bunda Helmi mintaku untuk tidak melepas jilatanku.
Selanjutnya badanku saya kembali dekati muka Bunda Helmi dan tanpa dikomando kemaluanku sudah digenggam tangan kirinya dan dengan pergerakan mundur-maju mulutnya sudah mengulum K0ntolku yang sudah menegang tersebut.
“Ouuuchh.. Sedot terus Bu..? Pintaku dengan napas mulai tidak teratur.
“Say.. Please..?” Suara Bunda Helmi penuh gelora gairah minta k0ntolku untuk ditempatkan. Perlahan dan pasti kumasukkan k0ntolku ke sela meqi Bunda Helmi yang masih tetap rapet.
“Aaachh.. mmpphh..?” desah Bunda Helmi sekalian menggigit bibir sensualnya meredam geli.
Dengan pergerakan pelan-cepat-pelan-cepat membuat mata Bunda Helmi merem terbuka seperti orang kelilipan. Dikit demi sedikit bokong Bunda Helmi mulai dianya goyangkan meng ikuti irama pergerakanku. Sesekali pergerakannya ditata sebegitu rupa menjadi membuat k0ntolku seperti diapit meqinya.
“Ohh.. Sayang.. Saya ingin seperti ini selalu..?” pinta Bunda Helmi sekalian dekap kuat badanku yang sudah mulai berkeringat.
“Saya ..!” kataku meredam geli.
Saya pompa terus kemaluanku, lantas kumiringkan tubuhku menjadi badanku dan badan Bunda Helmi sama miring. Kusuruh tangan kiri Bunda Helmi untuk mengankat dan menggenggam paha putihnya, selanjutnya puting susu yang memiliki bentuk seperti belum di sedot seseorang, saya gigit kecil dan kujilati sampai putingnya menegang. Sementara tangan kananku [jari tengah] kumainkan di wilayah klitoris kemaluan Bunda Helmi. Berkesan badan Bunda Helmi tergetar meredam geli yang teramat nikmat.
“Sayang.. Saya geli sekali.. Seperti.. Ochh!” tidak sebelumnya sempat Bunda Helmi meneruskan pembicaraannya karena spermanya terburu muncrat dan membasahi kemaluan dan buah pelirku.
“Ochh.. Ssshh..!!” suara paling akhir Bunda Helmi melepas cengkraman tangannya di bahuku.
“Seperti apa..?” tanyaku meneruskan pertanyaan Bunda Lia yang belum Dianya jawab karena spermanya terburu keluar. Dan pinggangku dicubitnya genit.
“Seperti.. Ochh.. Saya geli kembali sayang.. Puasin saya satu kali lagi?” pinta Bunda Helmi minta untuk ke-2 kalinya.
Dengan nafsu yang menggelora, kuubah-ubah posisiku agar Bunda Helmi tidak merasakan jemu. Saya ulangi kembali pacuanku sampai badan Bunda Helmi menggelinjang seperti cacing kepanasan. Untuk ke-2 kalinya kusaksikan badan Bunda Helmi seperti orang kejang-kejang. Bokongku ditekannya, sedangkan bibirnya mendesah sekalian menjilat-jilati ke-2 sisi bibirnya yang terbungkus lipstik merah jelas.
“Yang.. Kami keluar sama yok..?” kata Bunda Helmi.
“Ya.. Sesaat lagi spermaku ingin keluar. Bunda merasai tidak kontolku terus menegang.?” jawabku.
“Oh.. Iya..” sahut bunda Lia sekalian melihat kemaluanku dan kemaluan Bunda Helmi yang tengah beradu untuk capai titik kepuasan.
“Ochh.. Sshh.. Ochh” menyengaja kudekatkan desahanku ke telinga bunda Helmi.
Waktu itu telinga Bunda Helmi yang bersih, saya gigit nakal dan dengan lidahku saya jilati sela telinganya sampai kepala Bunda Helmi menggeleng kegelian.
“Aaaaaaaahh.. Ouuuuchh.. Crett.. Crett.. Crett.. Ouchh..!”
“Uuugggghh.. Edan.. Ouchh..” pada akhirnya saya dan Bunda Lia sama keluarkan sperma yang keluar kemaluan kami masing-masing.
Sehabis cukup lama permainan ngesek itu jalan, selanjutnya saya dan Bunda Helmi segera tinggalkan kamar hotel yang cukup banyak memberikan pengalaman bercinta. Demikian pula penjelajahanku dengan Bunda Helmi yang jadi berlanjut sampai setahun, tanpa kendala bermakna.